Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembelajaran berbasis kasus (case-based learning)

Sumber:www.eurekapendidikan.com

Pembelajaran berbasis kasus (case-based learning)

LATAR BELAKANG
Pembelajaran berbasis kasus (case-based learning) mulai dikenalkan di pendidikan tinggi hukum pada akhir tahun 1800-an. Pembelajaran jenis ini kemudian dikenalkan pula di sekolah tinggi ekonomi pada awal tahun 1900-an. Latar belakang akademik pembelajaran berbasis kasus adalah mendekatkan jarak antara mahasiswa dengan dunia nyata yang akan dijumpainya, di mana mahasiswa bertindak selaku subyek pembelajaran aktif. Dengan demikian kepada mahasiswa perlu disediakan kasus yang merupakan simulasi bagi mahasiswa untuk melatih diri sebagai profesional yang sesungguhnya. Sri Mulyana (2009) menyatakan bahwa Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah dengan menekankan peran pengalaman sebelumnya. Permasalahan baru dapat diselesaikan dengan memanfaatkan kembali dan mungkin malakukan penyesuaian terhadap permasalahan yang memiliki kesamaan yang telah diselesaikan sebelumnya.
Menurut Barnes et al (1994) kasus adalah an account of events that seem to include enough intriguing decision points and provocative undercurrents to make a discussion group want to think and argue about them. Dalam hal ini kasus dapat berupa kejadian yang sesungguhnya, dan dapat pula berupa rekaan sebagai suatu simulator. Beberepa elemen pokok yang perlu diperhatikan dalam struktur kasus mencakup karakter, situasi, dan dilema yang tercantum di dalam skenario harus mampu mendorong terjadinya diskusi yang bermakna bagi pembelajaran. Kasus yang kompleks dan kaya akan informasi menggambarkan kejadian yang membuka kemungkinan untuk munculnya berbagai macam interpretasi. Hal seperti ini akan mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan daripada menjawab pertanyaan, merangsang mahasiswa untuk memecahkan masalah, membentuk kecerdasan bersama dan mengembangkan berbagai macam perspektif.
Case Based Learning adalah sebuah paradigma pendidikan yang erat kaitannya dengan Problem Based Learning. Beberapa hal dalam istilah Problem-based learning sering berdampak negatif dan menyesatkan, dan menyoroti bahwa tidak ada deskripsi tentang definisi dari Problem Based Learning.  Pertumbuhan jumlah sinonim problem based learning termasuk integrasi pembelajaran, pembelajaran berpusat pada pasien, model pathway, project based learning dan case based learning. Semua memiliki kesamaan karakteristik pendidikan pada problem based learning dan dapat dipertimbangkan sebagai variasi yang setaraf atau sepadan, tetapi sebuah perbedaan jelas yang dapat dibuat sebagai persamaan antara problem based learning dan case based learning. 
Perbedaan yang fundamental yaitu bahwa Problem Based Learning tidak mensyaratkan pengalaman utama atau pengertian dari subjek yang sebenarnya,  sedangkan Case Based Learning mensyaratkan siswa untuk memiliki sebuah tingkat prioritas pengetahuan yang dapat membantu memecahkan masalah.
RUMUSAN MASALAH
a.       Apa itu Case Based Learning?
b.       Bagaimana merancang sebuah pembelajaran dengan model Case Based Learning?
PEMBAHASAN
a.       Pengerian Case Based Learning
Case Based Learning adalah sebuah rancangan model intruksional yang merupakan sebuah varian dari pembelajaran berorientasi project. Case Based Learning popular dalam dunia bisnis dan sekolah-sekolah hukum. Case Based Learning dalam lingkup yang lebih sempit benar-benar serupa dengan problem based learning, namun Case Based Learning lebih terbuka dalam definisi dari project based learning. Menurut Case Based Learning, kasus adalah berita faktual, masalah yang kompleks ditulis untuk menstimulasi diskusi kelas dan analisis kolaborasi. Kasus diajarkan dengan melibatkan siswa agar interaktif, eksplorasi ide berpusat pada siswa dan situasi yang spesifik.
Karakteristik utama dari Case Based Learning ini diperoleh dari Problem Based Learning yaitu sebuah kasus, masalah atau inkuiri (penyelidikan) yang digunakan untuk menstimulasi dan menyokong sebagai tambahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Kasus menempatkan kejadian-kejadian dalam sebuah konteks atau situasi yang dipertimbangkan dengan pembelajaran otentik. Kasus secara umum ditulis sebagai masalah yang disediakan bagi siswa dengan sebuah latar belakang dari pasien atau situasi klinis yang lain. Mendukung informasi yang disediakan seperti artikel peneliti terdahulu, tanda-tanda bahaya, tanda-tanda klinis dan hasil laboratorium.
Prinsip Case Based Learning adalah student-centered learning dengan mengutamakan problem-solving approach. Dengan demikian peserta didik perlu terlebih dahulu diberi materi yang sesuai dan cukup agar pembahasan kasus dapat berjalan lancar dan mahasiswa mencapai tujuan pembelajarannya. Case Based Learning bertujuan untuk (a) melatih siswa belajar secara kontekstual, (b) mengintegrasikan prior knowledge dengan permasalahan yang ada di dalam kasus dalam rangka belajar untuk mengambil keputusan secara professional, dan (c) mengenalkan tatacara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat atau rasional (evidence-based). (d) Pembelajaran berbasis kasus bersifat kontekstual dan "aseli", memanfaatkan tenaga ahli dalam bidangnya sehingga para mahasiswa dapat belajar layaknya sebagai tenaga profesional. Pembelajaran seperti ini meluaskan wawasan ilmiah para mahasiswa, mendorong para mahasiswa untuk berani berwacana, berdiskusi, dan berdebat dengan temannya.
RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN CASE BASED LEARNING
Helms  (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan kasus merupakan sebuah metode yang melibatkan pembelajaran faktual dan investigasi isu up to date  di kehidupan sehari-hari. Banyak isu yang dianggap benar atau sebagai alternatif solusi dalam kasus yang disajikan. Pembelajaran dengan kasus membantu menyiapkan mahasiswa dalam mengatasi masalah di kehidupan nyata dengan kemampuan yang dimilikinya. Majeed (2013) bahwa pembelajaran dengan kasus merupakan pembelajaran sains yang menceritakan keadaan fakta dengan permasalahan yang terjadi. 
a. Guru pengampu menyiapkan materi (dalam bentuk kasus) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik, dan referensi yang sesuai dengan pokok bahasan
b. Kasus diberikan kepada peserta didik satu minggu sebelum proses jadwal pelaksanaan pembelajaran
c.  Pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok kecil dan / atau diskusi kelas
d. Guru mengamati proses diskusi dan bila perlu memberi sentuhan / pengarahan / koreksi/ pertanyaan agar diskusi kelompok mencapai sasaran
e. Setiap peserta didik diwajibkan membuat catatan ringkas tentang materi yang dibahas (dosen dapat memberi garis besar tentang apa saja yang perlu dicatat / dilaporkan oleh peserta didik)



DAFTAR PUSTAKA
Barnes, L.B., Christensen, C.R., Hansen, A.J. 1994 Teaching and the case method: Text, cases, and readings; 3rd ed. Boston Massachussets: Harvard Business School Press.
Harsono dan Djoko Dwiyanto. 2005. Pembelajaran Berpusat Mahasiswa. Pusat Pengembanga Pendidikan UGM. Yogayakarta

Helms, M. M. 2006. Case method of analysis. In M. M. Helms (Ed.), Encyclopedia of management. Farmington Hills, 67–69

Majeed, F. 2013.  Effectiveness of Case-Based Teaching of Physiology for Nursing Student.  Journal of Taibah University Medical Science, 9 (4): 289-292.

Sri Mulyani. 2009. Tinjauan Singkat Perkembangan Case-Based Reasoning. Seminar Nasional Informatika. UGM Yogyakarta

Post a Comment for "Pembelajaran berbasis kasus (case-based learning)"