Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Supervisi Akademik


Makalah Supervisi Akademik

BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Supervisi menjadi bagian dari manajemen pendidikan nasional adalah terdapatnya bab khusus mengenai pengawasan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Oleh karena supervisi pendidikan mempunyai kedudukan strategis dan penting dalam manajemen pendidikan, maka sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk berupaya secara terus menerus menjadikan para pelaksana supervisi pendidikan sebagai tenaga yang profesional. Supervisi merupakan bagian keempat dari empat kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh tim supervisor baik oleh kepala sekolah dan/atau pengawas pengawas. Keempat proses pembelajaran itu antara lain; diawali dengan perencanaan, kemudian pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian, dan yang keempat pengawasan. Hal itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien”. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.
Rosilowati, (2014) menyatakan bahwa guru tidak membuat perangkat pemebelajaran yaitu guru belum memiliki kompetensi untuk membuat perangkat pembelajaran dan guru enggan membuat perangkat pembelajaran serta tidak ada waktu untuk membuat perangkat pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh kepala sekolah untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara melakukan suervisi akademik. Prihono, (2014) menyataka bahwa supervisi akademik dalam dunia pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu penyelenggaraan sekolah. Sudin, (2008) menegaskan bahwa pengawasan pendidikan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru – guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Fokus pengawasan sekolah atau pendidikan dalan hal ini supervisi pendidikan meliputi : (1) prestasi yang diraih siswa, (2) kualitas layanan siswa di sekolah, (3) Kepemimpinan dan manajemen sekolah. Fokus pertama dan kedua menjadi garapan supervisi akademik dan fokus ketiga menjadi garapan supervisi manajerial. Dengan adanya supervisi pendidikan yang baik maka mutu pendidikan akan dapat terus meningkat. Dengan demikian, pada makalah ini akan dibahas tentang supervisi akademik.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan suervisi akademik?
2.      Bagaimana model-model supervisi akademik?
3.      Apakah isntrument yang perlu dipersiapkan dalam supervisi akademis?
4.      Bagaiman tindak lanjut hasil supervisi akademik terhadap guru?
C.  Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan supervisi akademik
2.      Mengetahui model-model supervisi akademik
3.      Mengetahui instrumen-instrumen yang perlu dipersiapkan dalam supervisi akademis.
4.      Mengetahui tindak lanjut hasil supervisi akademik terhadap guru.


BAB 2
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Supervisi Akademik
Secara konseptual, Supervisi akademik ialah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian kegiatan supervisi adalah kegiatan yang positif dan mulia, yaitu membantu guru. Supervisi tidaklah berarti menilai kinerja guru, sehingga terkesan mencari atau menemukan kelemahan/kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran, seperti kesan negatif yang selama ini tertanam dalam pandangan para guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sergiovanni, (1987) menyatakan bahwa fungsi dan tujuan supervisi akademik ialah pengembangan profesionalisme, penumbuhan motivasi dan pengawasan kualitas.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik, serta apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya.
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan programsupervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
a.    Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan supervisi akademik adalah:
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas  (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.


Gambar 2.1 tiga tujuan supervisi akademik





Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar(essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner,1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisiakademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembanganprofesionalisme guru.
b.    Prinsip- prinsip Supervisi Akademik
1)   Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
2)   Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.
3)   Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4)   Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5)   Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yangmungkin akan terjadi.
6)   Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi gurudalam mengembangkan proses pembelajaran.
7)   Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
8)   Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, danasuh dalam mengembangkan pembelajaran.
9)   Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
10)    Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
11)    Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaanyang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuhhumor.
12)    Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teraturdan berkelanjutan oleh Kepala SMP/MTS).
13)    Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
14)    Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademikdi atas.
 Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompotensi profesional, dan kompetensi sosial. Rosilawati, (2014) menyatakan bahwa pengaruh supervisi akademik yang dilakukan dengan prinsip humanis dan kolaboratif, dengan menagih komitmen dan bimbingan, cukup efektif untuk meningkatkan kinerja guru. Hal ini dapat dipahami, bahwa di satu sisi, memang kecenderungan watak dasar manusia adalah suka melampauhi batas dan dhalim,sehingga diperlukan pengendalian dengan menagih komitmen. Sedang di sisi lain, manusia juga cenderung suka bersikap bodoh,sehingga ia memerlukan bimbingan teknis pelaksanaan tugas. Dengan demikian tugas Kepala Sekolah sebagai supervisor di sini adalah, pertama, membangkitkan komitmen guru, dan ketika komitmennya telah tumbuh, maka tugas kedua, adalah membimbingnya, yaitu menunjukkan cara, bagaimana melaksanakannya.
2.      Model-model supervisi Akademik
a.       Model Supervisi Akademik (Observasi Langsung)
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur: pra observasi dan post-observasi.
Pra-Observasi
supervisor seharusnya melakukan observasi kelas sebelum wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.
Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan penutup.
Post-Observasi
supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baruyang akan dilakukan

Model Supervisi Akademik (Observasi Tidak Langsung)
Tes dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
Diskusi kasus
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi Proses Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
Metode angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan sebagainya.
b.      Teknik Supervisi Akademik
i.  Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya.
Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu:
a. kunjungan kelas,
b. observasi kelas,
c. pertemuan individual,
d. kunjungan antarkelas, dan
e. menilai diri sendiri.
Prihono, (2014) Menyatakan bahwa pengembangan model supervisi diri ini mengarah pada pemberian bantuan profesional berdasarkan kebutuhan guru agar kompetensi pedagogik guru dapat meningkat. Guru – guru dilibatkan pada proses perencanaan supervisi akademik yaitu melaui evaluasi diri, dari evaluasi diri dibuat perencanaan bantuan yang dibutuhkan guru secara kelompok MGMP sekolah sehingga selainbantuan yang diberikan pengawas akan ada interaksi antar guru. Adanya bantuan profesioanal dari pengawas sekolah dan interaksi antar guru akan menghidupkan suasana supervisi sehingga guru tidak lagi merasa hanya sebagai subyek tetapi juga merasa bahwa supervisi itu diperlukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya.
ii.    Teknik Supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah ataukebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan ataukebutuhan yang mereka hadapi.
3.      Instrumen-instrumen supervisi akademik.
Seorang supervisor yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, serta instrumen yang sesuai, berupa format-format supervisi dapat dilihat pada lampiran berupa format 1 sampai dengan 9.
4.      Tindak Lanjut Dan hasil Supervisi Akademik Terhadap Guru.
Tindak lanjut dari hasil analisis merupakan pemanfaatan hasil supervisi  akan dibahas mengenai pembinaan dan pemantapan instrumen.
1. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.
a. Pembinaan langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi.
b. Pembinaan tidak langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi. Beberapa cara yang dapat dilakukan kepala sekolah/madrasah dalam membina guru untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam:
1. Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru lainnya.
2. Menggunakan buku teks secara efektif
3. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari selama  pelatihan profesional/inservice training
4. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
5. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)
6. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
7. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran
8. Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
9. Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama
10. Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
11. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
12. Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
13. Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.
14. Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
15. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
2. Pemantapan Instrumen Supervisi
Kegiatan untuk memantapkan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik.
Kegiatan memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi:
a. Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari:
1) Silabus
2) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
3) Program Tahunan
4) Program Semesteran
5) Pelaksanaan proses pembelajaran
6) Penilaian hasil pembelajaran
7) Pengawasan proses pembelajaran
b. Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar
1)   Lembar pengamatan
2) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya)
c. Komponen dan kelengkapan instrumen, baik instrumen supervisi akademik maupun isntrumen supervisi non akademik.
d. Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen non akademik.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan tindak lanjut supervisi akademik sasaran utamanya adalah kegiatan belajar mengajar.
b. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul.
c. Umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi.
d. Umpan balik akan menciptakan suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan, serta kinerjanya.
Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai berikut.
1. Me-review rangkuman hasil penilaian.
2. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.
3. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.
4. Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.
6. Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu:
a. menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,
b. analisis kebutuhan,
c. mengembangkan strategi dan media,
d. menilai, dan
e. revisi


BAB 3
PENUTUP

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajara. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum,
dan mengembangkan kelompok kerja guru serta membimbing penelitian tindakan kelas  (PTK). Pelaksanaan supervisi dapat dilakukan dengan teknik observasi langsung maupun observasi tidak langsung. Instrument supervisi dapat berupa rubrik observasi  dan hasil supervisi perlu ditindak lanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyataini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standard dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.



DAFTAR PUSTAKA


Bahan Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Dimensi Kompetensi Supervisi. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2009

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. SeventhEdition. Boston: Perason.

Prihono, herry. 2014. Model Supervisi Akademik Bebasis Evaluasi Diri Melalui MGMP Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SMK Di Kabupaten Wonogiri. Educational Management. Universitas Negeri Semarang. Vol. 3 NO. 2

Rosilawati, titik. 2014. Supervisi Akademik Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Guru Menyusun Perangkat Persiapan Pembelajaran. Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan. Vol. 1, No. 2

Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Associationfor Supervision and Curriculum Development.

Sudin, Ali. 2008. Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Se Kabupaten Sumedang. Jurnal Pendidikan Dasar. No.9

Post a Comment for "Makalah Supervisi Akademik"